FACEBOOK, MEDIUM INTERAKSI KULTURAL
DAN PEMPUBLIKASIAN PUISI
Sri Wintala Achmad
Tertarik
pada persepsi salah seorang kawan tentang produk teknologi internet yang
belakangan ini semakin banyak penggunanya. Baginya, arah kegunaan internet
sangat tergantung pada penggunanya. Bagi pengguna bermoral jahat, internet
cenderung dimanfaatkan untuk memenuhi tujuan kejahatannya, semisal: penyebaran
virus, pemasangan situs porno, penyebaran informasi tentang ajaran beraliran
sesat yang sangat bertentangan dengan ajaran dari berbagai agama syah di
Indonesia. Bagi pengguna berjiwa arif dan cerdas, internet sangat bermanfaat
untuk memperluas cakrawala pengetahuan, meningkatkan usaha yang digelutinya,
mengembangkan jaringan perkawanan yang mengarah pada pencapaian keberhasilan
usaha, memperluas cakrawala pengetahuan, dll.
Tidak
seorang dapat menolak kebenaran atas persepsi kawan saya tentang internet
tersebut. Sekarang tinggal sejauh mana sikap pengguna di dalam memanfaatkan
internet. Mengingat kegunaan internet yang merefleksikan peradaban (sekaligus
kebiadaban) zaman tersebut sangat tergantung pada penggunanya.
Facebook bukan Sekadar Medium Mencari Teman
Teringat
persepsi salah seorang kawan tentang kegunaan internet, teringat pula saya pada
kegunaan facebook yang diluncurkan oleh Mark Zulkerberg pada tanggal 4 Februari
2004. Facebook yang merupakan salah satu medium mencari dan memperluas jaringan
perkawanan tersebut sekarang tidak hanya digunakan oleh mahasiswa Harvard,
melainkan pula oleh sebagian masyarakat dunia.
Terlepas
dari sifat negatifnya, facebook memiliki kegunaan besar bagi pengguna internet
yang bersikap arif dan cerdas. Mengingat facebook yang bukan sekadar untuk
mencari dan memperluas jaringan perkawanan tersebut dapat dijadikan sebagai
medium tukar-menukar informasi dan gagasan positif antara pengguna satu dengan
pengguna lainnya. Terutama bagi pengguna yang memiliki perhatian khusus
terhadap kebudayaan, facebook dapat menopang kelancaran interaksi kultural baik
di lingkup lokal, nasional, maupun internasional.
Kesadaran
di lingkup insan budaya terhadap kegunaan positif facebook di dalam menopang
interaksi kultural tersebut merupakan kebanggaan tersendiri. Karenanya saya
tidak berdecak kagum kalau banyak pelaku budaya dari berbagai daerah di
Indonesia telah menjadi pengguna facebook.
Kesempurnaan
pun terbentuk ketika banyak redaktur budaya dari beberapa media massa cetak di
Indonesia turut mengambil bagian di dalamnya. Apa yang saya ungkapkan ini
sekadar mengukuhkan kebenaran pendapat, bahwa facebook telah menjadi salah satu
medium interaksi kultural alternatif, manakala para pelaku budaya semakin hari
tidak memiliki waktu cukup untuk berkumpul di tempat-tempat tertentu seperti
tempo dulu. Di samping itu, berinteraksi kultural via facebook terbukti lebih
murah dan sangat efektif.
Facebook, Medium Publikasi Sastra (Puisi) Alternatif
Sungguh
naif apabila facebook hanya digunakan sebagai medium tegur-sapa antar sastrawan
(terutama, penyair) yang tidak mendatangkan manfaat apapun. Mengingat facebook
juga dapat dijadikan medium publikasi alternatif terhadap karya sastra (puisi)
melalui grup-grup yang berkategori ‘Book and Literature’. Adapun grup-grup yang
dapat dimasuki oleh setiap pengguna yang memiliki perhatian khusus terhadap
puisi, antara lain: Facebook’s Poet & Writers Registry, 2:00 a.m, A Poetry
Group, Poetry, Khalil Gibran, Samuel Beeket, Rumi, Writers, dll.
Diakui
bahwa facebook sebagai medium publikasi alternatif, dikarenakan madia massa
cetak di Indonesia yang masih bersedia mempublikasikan puisi tersebut belum
mampu memberikan kepuasan bagi para penyair. Karena di samping penyair harus
antri atas pemuatan karyanya, media massa cetak hanya menyediakan kolom puisi
yang sangat terbatas.
Peluang
yang diberikan facebook pada penyair seharusnya dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Karena itu, penyair tidak perlu menunggu waktu untuk mentranslasi
puisi-puisinya ke dalam bahasa Inggris. Hal ini dimaksudkan agar puisi-puisi
tersebut dapat diapresiasi oleh pengguna facebook (pemerhati puisi) dari
berbagai negara di dunia. Alhasil sebagian masyarakat dunia akan mengetahui,
bahwa Indonesia pula memiliki penyair yang dapat diperhitungkan kualitasnya di
tingkat dunia.
Sekadar Catatan Akhir
Perkembangan
teknologi informasi internet yang telah disikapi Mark dengan peluncuran
facebook sebagai medium mencari dan memperluas jaringan perkawanan niscaya
memiliki kegunaan ganda selama penggunanya dapat memperlakukannya secara arif
dan cerdas. Di samping manfaat facebook yang sangat besar tersebut tidak hanya
dinikmati oleh sebatas masyarakat barat, melainkan masyarakat timur. Tidak
ketinggalan masyarakat Indonesia yang di dalamnya para pelaku budaya dan
sastrawan (penyair).
Sudah
bukan waktunya, para pelaku budaya dan sastrawan (penyair) sebagai sekelompok
insan anti internet yang dapat menopang kelancaran interaksi kultural dan
pempublikasian karya sastra (puisi) melalui facebook. Di samping musti
disadari, bahwa facebook dapat dijadikan salah satu kunci pembuka tempurung
kekatakan kita yang berhasrat besar ingin melihat luasnya dunia.
Sri Wintala
Achmad,
Pemerhati
budaya dan pengguna facebook
Tinggal di
Cilacap, Jawa Tengah
Sumber Foto:
http://www.business2community.com/facebook/1-billion-facebook-users-signed-on-in-a-single-day-01315834
Tidak ada komentar:
Posting Komentar